ADA APA DENGAN TEMPE?

Semalam aku lihat acara di salah satu stasiun televisi swasta yang mengangkat tema tentang sebuah film berjudul King. Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak menjadi atlet bulutangkis, yang terinspirasi dari kisah hidup seorang Liem Swie King. Sebuah film yang membangkitkan rasa nasionalisme. Namun di tengah acara salah seorang bintang tamu mengucapkan kalimat yang menurut saya justru berbanding terbalik dengan rasa nasionalisme itu sendiri. Pernyataan tersebut kurang lebih seperti ini : ” Janganlah kita bermental tempe, bermental pecundang “.

Jika ditelaah lebih jauh pernyataan tersebut terasa sangat mengherankan. Bukankah tempe merupakan produk Indonesia, makanan khas Indonesia yang sangat memasyarakat pula di negeri ini. Lagipula bukankah tempe sangat kaya protein, di mana bahan utamanya adalah kedelai yang semua orang tahu sangat baik untuk mencegah osteoporosis. Tempe juga banyak mengandung vitamin. Tempe merupakan makanan sehat dan tentu saja relatif murah. Tempe telah menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat di Indonesia. Bahkan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih pun berjualan tempe menjadi salah satu pekerjaan yang ditekuni oleh Khairul Azzam ketika di Mesir. Bayangkan, betapa rasa nasionalisme itu tetap melekat dalam keseharian seseorang meski ia berada sangat jauh dari kampung halaman.

Jadi, terasa sangat aneh sekali pernyataan tersebut. Tempe diibaratkan sebagai pecundang. Padahal tempe bisa disebut sebagai salah satu ikon bangsa ini. Lagipula makna historis yang tersirat dari sebuah tempe sangat berbeda jauh dari arti kata pecundang. Pecundang berkonotasi buruk, sampah masyarakat, dan tentu saja bukan ikon bangsa ini. Sedangkan tempe berkonotasi baik, menyehatkan masyarakat, dan menjadi ikon bangsa yang perlu dilestarikan. Bukankah jauh lebih sehat mengkonsumsi tempe daripada makanan siap saji.

Bagaimana bangsa lain bisa menghargai kita jika kita sendiri mencemooh harga diri kita. Jangan terlalu merendahkan diri. Mengapa kita harus malu makan tempe? Mengapa kita lebih bangga makan spaghetti, hamburger, sushi, dan lain-lain dibanding dengan makan tempe? Kalau suatu saat nanti ada bangsa lain yang mengakui tempe sebagai makanan khas mereka, barulah kita ribut, sibuk berdemo, merasa dilecehkan. Sebelum orang lain meremehkan kita seharusnya kita lebih dulu menunjukkan pada dunia tentang identitas bangsa kita agar orang lain tidak lagi berani merendahkan martabat kita. Oleh karena itu cintailah tempe, akuilah bahwa tempe adalah ikon bangsa ini, dan berhentilah mengucapkan ” JANGAN BERMENTAL TEMPE “.

7 Responses

  1. […] olahan yang terbuat dari kedelai selain tempe dan tahu adalah susu. Susu kedelai mengandung banyak sekali gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Susu […]

  2. yups
    aku setuju banget
    mari kita galakkan gerakan makan tempe!

  3. sekali tempe tetap tempe…………….
    hidup tempe………………………….HIDUP

  4. aku juga lihat waktu itu
    tapi kok aku nggak memperhatikan sedetail itu ya
    jeli sekali heh heh heh heh

Leave a reply to 3d1 Cancel reply